TUGAS TERSTRUKTUR
PANCASILA DITINJAU DARI SEGI FILSAFAT
Oleh :
Irvan Maulana Firdaus (H1A011024)
Nouval Said Alwynni (H1A011031)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam
mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari
yaitu Pancasila dan Filsafat memeplajari Pancasila melalui pendekatan sejarah
supaya akan dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke
waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa – peristiwa yang saya maksudkan
adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami
berharap untuk mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang
obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif
sebagai salah satu bawaan kodrat, maka kami bersyukur bila mendapatkan
kesimpulan yang obyektif mungkin inter obyektif
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri karena itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai dari masa
kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang kemidian mengalami penderitaan akibat
ulah kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan
kolonialisme tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan
kemerdekaan dan berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi
kemerdekaannya itu dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut
Pancasila mempunyai peranan penting
Mengingat
hal tersebut pertama tama secara runtun kai kemukakan peristwa penyususnan dan
perumusan Pancasila agar mengetahui bagaimana duduk persoalan yang sesungguhnya
sehingga masing – masing mendapat nilai yang wajar dan tidak I lupakan. Di samping
itu hal kedua yang kami anggap penting adalah pengamalan Pancasila. Kami
mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah dilakukan pada masa – masa
sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan juga sebelum masa tersebut.
- Rumusan Masalah
Dalam pembuatan karya tulis
ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat?
2. Apa kegunaan filsafat?
3. Apa fungsi filsafat?
4. Apa pengertian pancasila?
5. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam
Pancasila?
6. Bagaimana pelaksanasan Pancasila di
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah filsafat sudah tidak
asing lagi di dengarnya. Istilah ini dipergunakan dalam berbagai konteks tapi
kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan
filsafat. Dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan
pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di
pelajari oleh semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak
beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak
realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk
memepelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.
- Pengertian Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani :
”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai
bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan
Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin;
dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Para
filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang
berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari
dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
Secara
etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga
dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia :
kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta
kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Pengertian
filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian
filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut
ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
- Plato ( 428 -348 SM ) :
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
- Aristoteles ( (384 – 322 SM)
: Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
- Cicero ( (106 – 43 SM ) :
filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni (the mother of all the arts)
- Johann Gotlich Fickte
(1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni
ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau
jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu
mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
- Paul Nartorp (1854 – 1924 )
: filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan
pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul
sekaliannya .
- Imanuel Kant (
1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang
dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang
seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah
harapan kita ?(jawabannya Agama )
4. Apakah yang
dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
- Notonegoro: Filsafat
menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
- Driyakarya : filsafat
sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan
berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa
yang penghabisan “.
- Sidi Gazalba: Berfilsafat
ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu
yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
- Harold H. Titus (1979 ): (1)
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik
atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2)
Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3)
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian
manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
- Hasbullah Bakry: Ilmu
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
- Prof. Mr.Mumahamd Yamin:
Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya
seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
- Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. :
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang
hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
- Bertrand Russel: Filsafat
adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh,
tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Dari semua
pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala
sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai
hakikat segala situasi tersebut.
- Kegunaan Filsafat
Berdasarkan atas uraian
diatas, filsafat mempunyai kegunaan sebagai berikut:
a. Melatih diri untuk berfkir kritik dan runtuk dan menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematik.
b. Menambah pandangan dan
cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersifat sempit dan tertutup.
c. Melatih diri melakukan
peneltian, pengkajian dan memutuskan atau mengabil kesipulan mengenai suatu hal
secara mendalam dan komprehensif.
d. Menjadikan diri bersifat
dinamik dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
e. Membuat diri menjadi
manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.
f. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentngan prbadinya maupun
dalam hubungan dengan orang lain.
g. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun hubungan dengan
orang lain alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa.
- Fungsi Filsafat
Berdasarkan
sejara kelahirannya filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu
pengetahuan. Pada waktu itu belum ada ilmu pengetahuan lain sehingga filsafat
harus menjawab segala macam hal, soal manusia filsafat yang membicarakannya,
demikian pula soal masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal kesehatan dan sebagainya.
Kemudian karena berkembang keadaan dari masyarakat banyak problem yang tidak
dapat dijawab lagim oleh filsafat. Lahirnya ilmu pengetahuan sanggup memberikan
jawaban terhadap problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Kedokteran, Ilmu Pengetahuan
Manusia, Pengetahuan Ekonomi dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tersebut lalu
berpecah-pecah lagi menjadi lebih khusus. Demikianlah lahirnya berbagai
disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususannya masin-masing.
Spesialisasi
terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu
pengetahuan sangat kompleks. Hubungan-hubungan tersebut ada yang masih dekat
tetapi ada pula yang telah jauh. Bahkan ada yang seolah-oleh tidak mempunyai
hubungan. Jika ilmu-ilmu pengetahuan tersebutterus bersusaha memperdalam
dirinya akhirnya sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut
diatas filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistim. Filsafat dapat
berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetauhuan yang telah kompleks tersebut.
Filsapat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.
Cara ini
dapat pula di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Cara ini dapat saya
gambarkan sepertiorang sedang meneliti sebuah pohon wajib meneliti ke seluruh
pohon tersebut, ia tidak hanya meperhatikan daunnya, pohonnnya akarnya,
bunganya, buahnya dan sebagian lagi, akan tetapi keseluruhannya dalam
menghadapi suatu masalah diharapkan menggunakan berbaga disiplin untuk
mengatasinya. Misalnya ada problem sosial tentang kenaikan tngkat kejahatan.
Hal ini belum dapat di selesaikan dengan tuntas jika hanya menghukum para
pelangarnya saja. Di samping itu perlu di cari sebab pokok. Langkah ini mungkin
dapat menemukan berbagai sebab yang saling berkaiatan satu sama lain, misalnya
adanya tuna karya, tuna wisma, urbanisasi, kelenbihan penduduk, kurangnya
lapangan kerja dan sebagainya. Dari penemuan ini dapat kita ketahui bahwa
masalah kejahatan menyangkut berbagai disiplin. Oleh karena itu untuk mengatasi
hal tersebut harus dilakukan pula oleh berbagai disiplin
- Pengertian Pancasila
Arti Pancasila berasal dari bahasa sansekerta India
(kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta ,
memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca : yang artinya lima,
syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas. Syiila vokal i panjang
artinya peraturan tingkah laku yang baik atau penting.
kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia
terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan
moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata “pancasila” yang dimaksud
adalah istilah “pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
adapun istilah “pancasyiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna “lima aturan
tingkah laku yang penting”.
Perkataan
pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha India. ajaran budha
bersumber pada kitab suci Tri Pitaka dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu
merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran pancasila menurut Budha
adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya. adapun isi lengkap larangan itu
adalah :
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya “jangan mencabut nyawa
makhlum hidup” atau dilarang membunuh.
Dinna dana veramani shikapadam samadiyani, artinya “jangan mengambil barang
yang tidak diberikan.” maksudnya dilarang mencuri.
Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berbuat zina.
Musawada veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berkata bohong atau
dilarang berdusta. Sura merayu masjja pamada tikana veramani, artinya janganlah
minum-minuman yang memabukkan.
Nilai
nilai pancasila secara intrinsik bersifat filosofis, dan di dalam kehidupan
masyarakat indonesia nilai pancasila secara praktis merupakan filsafat hidup
(pandangan hidup). nilai dan fungsi filsafat pancasila telah ada jauh sebelumindonesia
merdeka. hal ini dibuktikan dengan sejarah majapahit (1293). pada waktu itu
hindu dan budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu
prapanca menulis “negara kertagama” (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat
istilah “pancasila”.
Empu
tantular yang mengarang buku “sutasoma” yang di dalamnya memuat seloka yang
berbunyi : “Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun
berbeda namun satu jua adanya, sebab ada tidak agama yang memiliki Tuhan yang
berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu,
yaitu agama Hindu dan Budha. bahkan salah satu kerajaan yang menjadi
kekuasaannya yaitu pasai jutru telah memeluk agama islam.
Sumpah
palapa yang diucapkan Mahapatih Gadjah mada dalam sidang ratu dan para menteri
di pasebahan keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti
berpuasa makan palapa, jikalau seluruh nusantara bertakhluk di bawah kekuasaan
negara, jikalau gurun, seram, tanjungpura, Haru, pahang, Dempo, Bali, Sunda,
palembang, tumasik telah dikalahkan” (Yamin ; 1960:60).
Dalam
kehidupan bangsa indonesia diakui bahwa nilai pancasila adalah pandangan hidup
(filsafat hidup) yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia. nilai pancasila
dianggap sebagai nilai dasar dan puncak (sari-sari) budaya bangsa, karenanya
nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
Sebagai
ajaran filsafat, pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakiki
rakyat indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang
Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan yang kemudian juga
dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa. demikian pula asas kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuanindonesia
dan seterusnya dimana nilai nilai tersebut secara bulat dan utuh mencerminkan
asa kekeluargaan, cinta sesama dan cinta keadilan.
berdasarkan asa-asa fundamental ini, maka disarikan pokok-pokok ajaran filsafat
pancasila menurut Lapasila IKIP Malang (yang saat ini
menjadi Universitas Malang) sebagai berikut:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Budinurani manusia
3. Kebenaran
4. Kebenaran dan keadilan
5. Kebenaran dan keadilan bagi
bangsa Indonesia.
Dalam
perkembangan selanjutnya pancasila tetap tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang susunan sila-silanya sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab
3. Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia
- Unsur-unsur Pancasila
Jika
pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka unsur – unsur
Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut diantaranya:
a. Unsur
Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan ajaran tuhan. Karena
penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang sebagai mana di ajarkan oleh
tuhan. Oleh karena itu perlawanan terhadap kolonialisme ada yang di dorong oleh
keyakinan melaksanakan tugas – tugas agama.
b. Unsur
Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan. Penjajahan pada
hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai – nilai kemanusiaan yang telah
di hancurkan oleh penjajah.
c. Unsur
Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I pecah- pecah oleh
penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia menyadari bahwa perpecahan akan
mengakibatkan keruntuhan sebagaimana semboyan yang berbunyi bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun juga persatuan sebagai
senjata ampuh tidak hancur sama sekali.
d. Unsur
Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesua denga peri peri keadilan penjajahan bertentangan
dengan kemerdekaan dan kebebasan.
e. Unsur
Keadilan. Di atas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada pengalaman bangsa
Indonesia yang selama I jaah tidak pernah di perlakukan adil. Apalagi untuk mendapatkan
pendidikan sebagaimana mestinya sangat di persukar.
- Pelaksanaan Pancasila
Pancasila
yang unsur – unsurnya di gali dari bangsa Indonesia sendiri kemudian di terima
bulat oleh bangsa Indonesia menjadi Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia
harus di laksanakan
Pelaksanaan Pancasila ada dua macam yaitu:
a. Pelaksanaan Obyektif
Pelaksanaan
obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua peraturan dari yang
tertinggi sampai terendah yaitu Undang - Undang Dasar 1945 dan peraturan
–peraturan hukum yang ada di bawahnya. Seluruh kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan serta segala tertib hokum di Indonesia harus di dasarkan atas
Pancasila.
b. Pelaksanaan Subyektif
Pelaksanaan
subyektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang Indonesia yaitu penguasa,
warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan Indonesia.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Setelah
menguraikan masalah dalam setiap babnya dapat diambil kesimpulan bahwa unsur –
unsur Pancasila memang telah di miliki dan di jalankan oleh bangsa Indonesia
sejak dahulu. Oleh karena bukti – bukti sejarah sangat beraneka ragam wujudnya
maka perlu diadakan analisa yang seksama. Karena bukti – bukti sejarah sebagian
ada yang berupa symbol maka diperlukan analisa yang teliti dan tekun berbagai
bahan – bahan bukti itu dapat diabstaksikan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil – hasil yang memadai. Melalui cara – cara tersebut hasilnya dapat
bersifat kritik dan tentu saja ada kemungkinan yang bersifat spekulatif.
Demikian pula ada unsur – unsur yang di suatu daerah lebih menonjol dari daerah
lain misalnya tampak pada perjuangan bangsa Indonesia dengan peralatan yang
sederhana serta tampak pada bangunan dan tulisan dan perbuatan yang ada.
Contoh –
contoh yang saya tulis diatas, merupakan sebagian bukti atas perjuangan bangsa
Indonesia sebagai sejarah bukti – bukti atas peninggalan zaman dahulu misalnya
arti dari tiap – tiap bangunan isi dan dan setiap buku tulisan serta lukisan
makna dari pembuatan yang ada dengan mengemukakan contoh – contoh ini saya
mengharapkan dapat menimbulkan rangsangan untuk elakukan penelitian yang
seksama terutama dalam rangka mempelajari filsafat Pancasila dalam tulisan ini
setidak – tidaknya saya dapat menyatakan bahwa unsur – unsur Pancasila berasal
dari bangsa Indonesia sendiri dan bukan jiplakan dari luar. Unsur – unsur itu
telah ada sebelum tanggal 17 Agustus 1945, bahkan sebelum datangnya kau
penjajah dan pernah berfungsi secara sempurna.
- Saran
Dalam makalah
ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca. Dalam pembuatan makalah
ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan baik
dari bentuk maupun isinya:
- Penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari
tentang filsafat Pancasila.
- Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Notosoetarjo, Achmad. 1962. Kepribadian
Revolusi Bangsa Indonesia.
Notonagoro. Pancasila
Dasar Filsafat Negara RI I.II.III.
Russel, Betrand. 2002. Sejarah
Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno
hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ). Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Saleh,
K.Wantjik. 1978. Kitab Kumpulan Peraturan Perundang RI. PT. Gramedia: Jakarta.
Soediman
Kartohadiprojo. 1970. Beberapa Pikiran
Sekitar Pancasila. Bandung Alumni.
Sudrajat,
Akhmad. 2008. Pengertian Pancasila.
Diakses tanggal 29 Oktober 2010.