Jangan Lupa SUBSCRIBE Youtube kami ya Ka
PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
DESAIN
REAKTOR BERBASIS MYKE (MINYAK BIJI KETAPANG) : SEBUAH USULAN PENGHASIL ENERGI
TERBARUKAN
BIDANG
KEGIATAN:
PKM-GAGASAN
TERTULIS
Disusun
Oleh:
Galih Mita Fulzanah H1A013028 Angkatan 2013
Kusmiati H1A013023 Angkatan
2013
Greda Rido Gusti H1A012054 Angkatan 2012
Firman Toyib H1A011006 Angkatan
2011
Irvan Maulana Firdaus H1A011024 Angkatan 2011
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015
RINGKASAN
Bahan
bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan diberbagai
negara pada saat ini. Kebutuhan bahan bakar ini selalu meningkat, seiring
dengan penggunaannya di bidang industri maupun transportasi. Hal ini
mengakibatkan cadangan minyak bumi semakin menipis dan harus ada sumber energi
yang dapat menggantikannya. Energi terbarukan merupakan bahan bakar yang bisa
digunakan sebagai sumber energi minyak bumi. Energi terbarukan yang paling
besar dikembangkan oleh para peneliti adalah biodiesel dan bioetanol. Biji
ketapang dapat digunakan sebagai bahan energi terbarukan karena biji ketapang
mampu menghasilkan minyak nabati yang sesuai dengan standar. Minyak dari biji
ketapang bisa dijadikan pembuatan biodiesel sekaligus bioetanol dari hasil
samping produk biodiesel. Agar pembuatan energi terbarukan dari minyak biji
ketapang lebih efektif dan efisien maka penulis menggagas “Desain Reaktor Myke
(Minyak Biji Ketapang) : Solusi Penghasil Energi Terbarukan”.
Tujuan
dari penulisan gagasan ini adalah memberikan informasi tentang potensi reaktor
minyak biji ketapang sebagai usulan penghasil biodiesel dan bioetanol,
merancang reaktor minyak biji ketapang yang tepat, efektif dan efisien dalam
menghasilkan bioenergi yang ekonomis dan ramah lingkungan. Metode Penulisan
yang digunakan dalam proses penyusunan karya tulis ini adalah dengan metode
pengumpulan dasar-dasar teori dan hasil penelitian, seleksi data yang tepat dan
akurat, pengolahan dan penyusunan data secara sistematis, dan penarikan
kesimpulan.
Langkah-langkah strategis yang
dilakukan untuk merealisasikan gagasan yang dicanangkan yaitu : (1) adanya
kerjasama yang dibangun oleh Pemerintah, Kementrian Riset dan Teknologi,
Industri bioenergi dan masyarakat; (2) pembuatan reaktor berbasis myke; (3)
pengujian dan pengawasan reaktor berbasis Myke; (4) penerapan reaktor berbasis
myke dan pemasaran bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi
yang efisien dan ramah lingkungan. Bekerjasama dengan teknik mesin untuk menentukan
komponen-komponen penyusun reaktor minyak biji ketapang yang berkualitas, ramah
lingkungan, hemat energi, dan ekonomis. Gagasan penyusunan desain reaktor
minyak ketapang sebagai solusi mengatasi krisis energi diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi produk bahan bakar berbahan baku minyak biji ketapang
sehingga dapat dicapai kelayakan ekonomis pada produksi baik skala kecil maupun
skala besar.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dewasa ini, minyak bumi masih berperan sebagai
sumber daya energi dan bahan bakar utama dalam negeri. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk di Indonesia, konsumsi bahan bakar yang berasal dari minyak bumi, makin
terus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu, cadangan minyak bumi Indonesia
makin menipis, sehingga energi terbarukan perlu dicari untuk mengganti bahan
bakar yang berasal dari minyak bumi (Suwarso dkk, 2003). Energi terbarukan yang
dikembangkan oleh peneliti adalah biodiesel dan bioetanol. Biodiesel adalah mono alkil ester asam lemak rantai panjang
yang diturunkan dari bahan baku lemak sebagai sumber yang dapat diperbaharui,
seperti minyak nabati dan lemak hewani, untuk digunakan dalam mesin diesel
(ASTM, 2003 dalam Kartika dkk, 2012). Sedangkan bioetanol adalah etanol yang
dibuat dari biomassa yang mengandung komponen pati atau selulosa (Hambali dkk,
2007).
Bahan energi terbarukan yang bisa digunakan adalah
minyak nabati (Awaludin dkk, 2009). Dalam suatu penelitian penggunaan minyak
nabati seperti kelapa sawit bisa
dijadikan biodiesel sebagai pencampur
minyak diesel (Masjuki & Zaki, 1995) serta hasil samping produksi biodiesel
(gliserol) dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan bioetanol (Hambali dkk, 2007).
Namun minyak nabati yang berasal dari kelapa sawit, jagung, kacang tanah,
kedelai, bunga matahari akan bersaing dengan kebutuhan pangan di Indonesia.
Untuk menanggulangi masalah tersebut maka perlu ditingkatkan pencarian
alternatif sumber energi terbarukan yang tidak bertentangan dengan bahan pangan.
Tanaman ketapang termasuk famili Moraceae
yang merupakan tanaman perdu dengan
tinggi dapat mencapai 40 meter dan dapat tumbuh dengan baik di tanah yang tidak
memiliki kesuburan tinggi, dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di
atas permukaan laut (Gani, 2000). Biji
ketapang merupakan sumber minyak yang bisa dijadikan energi terbarukan
(Damayanti, 2011), karena biji ketapang mengandung minyak sebesar 40,15%
(Balogun dan Fetuga, 1985 dalam Handayani dan Subagus, 2008). Menurut Damayanti
(2011) dan Riyanti (2012), minyak biji ketapang dapat dijadikan sebagai
biodiesel. Gliserol dari produk sampingnya dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam produksi butanol dan etanol melalui proses
fermentasi. Dengan demikian, gliserol yang tersedia dalam jumlah yang besar
berpeluang untuk dikonversi menjadi bioetanol (Yazdani dan Gonzales, 2007).
Selain tidak bertentangan dengan bahan pangan, tumbuhan ketapang banyak
tertanam di berbagai pulau Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis menggagas Desain Reaktor
Berbasis Myke (Minyak Biji Ketapang) : Sebuah Usulan Penghasil Energi
Terbarukan.
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan
Berdasarkan latarbelakang diatas maka
tujuan yang ingin dicapai melalui penyusunan program kreativitas mehasiswa
gagasan tertulis ini adalah sebagai berikut :
- 1. Mengetahui potensi reaktor minyak biji ketapang sebagai usulan penghasil biodiesel dan bioetanol.
- 2. Untuk mengetahui rancangan reaktor minyak biji ketapang yang tepat, efektif dan efisien dalam menghasilkan bioenergi yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari
penulisan program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini adalah sebagai
berikut :
Bagi penulis
Menambah wawasan mengenai bahan
bakar fosil, sumber energi terbarukan, manfaat minyak biji ketapang serta cara
mengolahnya menjadi bioenergi.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai rancangan reaktor proses pembuatan biodiesel dan bioetanol
sebagai energi terbarukan yang dapat dihasilkan di Indonesia.
GAGASAN
Kondisi
Kekinian Pencetus Gagasan
Damapak negatif bahan
bakar fosil terhadap lingkungan dan keterbatasan persediaan telah membawa kita
kepada pencarian sumber energi alternatif. Permasalahan yang dihadapi meliputi tinggiya harga bahan bakar
fosil, kenaikan jumlah impor minyak bumi akibat tingginya konsumsi bahan bakar
nasional, serta cadangan minyak bumi yang semakin menipis (Hambali dkk, 2007). Oleh
karena itu, krisis bahan bakar fosil yang dialami di dunia saat ini memberikan
dampak cukup besar di berbagai negara, terutama Indonesia. Bahan bakar minyak
bumi yang sangat terbatas dan sifatnya tidak terbarukan diprediksikan akan menyebabkan kelangkaan (Widyastuti, 2007). Cadangan
sumber energi bahan bakar fosil dunia khususnya minyak bumi, diperkirakan hanya
akan cukup untuk 30-50 tahun lagi (Nugroho, 2006). Ketersedian bahan bakar di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Sudah saatnya Indonesia mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengembangkan sumber energi
alternatif terbarukan yaitu menggunakan bahan bakar nabati. Kelebihan dari
bahan bakar nabati adalah menurunkan efek rumah kaca, biodegradable, tidak toksik, serta secara spesifik menurunkan kadar CO
65%, CO2 78%, SO2 90% dan karbon tidak terbakar 50% jika dibandingkan bahan
bakar fosil (Firdaus dkk, 2013). Minyak dari bahan bakar nabati dapat diperoleh
dari biji ketapang karena mengandung unsur minyak yang sesuai dengan standar
mutu Indonesia (Handayani dan Subagus, 2008). Kandungan dari minyak biji
ketapang bisa dilihat pada Tabel 2.
Tabel
1.
Ketersediaan Energi Fosil Indonesia
Energi Fosil
|
Minyak Bumi
|
Gas
|
Batu Bara
|
Sumber
Daya
|
86,9 miliar barel
|
384,7 TSCF
|
57 miliar ton
|
Cadangan
(proven+possible)
|
9 miliar barel
|
182 TSCF
|
19,3 miliar ton
|
Produksi
per tahun
|
500 juta barel
|
3 TSCF
|
130 juta ton
|
Ketersediaan
(tanpa eksplorasi cadangan) tahun
|
23
|
62
|
146
|
Sumber :
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (2006) dalam Nugroho (2006).
Tabel
2. Komposisi
Asam Lemak Bebas dari Minyak Biji Ketapang
Asam lemak bebas
|
Kadar (%)1
|
Kadar (%)2
|
Palmitat(35:0)
|
35
|
35,26
|
Stearat(18:0)
|
5
|
4,55
|
Oleat(18:1)
|
32
|
38,72
|
Linoleat(18:2)
|
28
|
20,57
|
Sumber
: Damayanti (2011).
Tabel di atas menunjukkan kandungan biji ketapang
berpotensi sebagai sumber energi terbarukan yaitu pembuatan biodiesel.
Biodiesel bisa dihasilkan melalui proses
transesterifikasi dengan katalis basa (Kartika dkk, 2012). Selain itu
didapatkan gliserol sebagai hasil samping pembuatan biodiesel. Gliserol
merupakan senyawa organik dengan tiga atom karbon dengan gugus alkohol pada
masing-masing karbon yang dapat dijadikan sebagai bahan baku bioetanol dengan
proses fermentasi (Bajammal dkk., 2006) Namun hal di atas masih dalam sekala
labolatorium. Untuk mengatasi hal tersebut penulis menggagas “Desain Reaktor Berbasis Myke (Minyak Biji
Ketapang) : Sebuah Usulan Penghasil Energi Terbarukan”. Proses
transesterifikasi dalam biodiesel serta fermentasi dalam bioetanol merupakan
proses yang paling penting dalam produksi bioenergi. Skema pembuatan biodiesel
dan bioetanol dari minyak biji ketapang bisa dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1.
Skema pembuatan biodiesel dan bioetanol dari minyak biji ketapang
Keterangan:
A. Biji ketapang; B. Alat pengepres; C. Minyak ketapang; D. Metoksida (dari
campuran katalis dan metanol); E. Reaktor biodiesel; F. Biodiesel; G. Gliserol;
H. Reaktor bioetanol; I. Bioetanol
Solusi yang Pernah Ditawarkan atau
Diterapkan untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan
Upaya
pemerintah dan ilmuan yang dilakukan dalam menangani krisis bahan bakar adalah
dengan meneliti mengenai penggunaan minyak nabati. Salah satunya adalah
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah menggunakan katalis magnesium silica
dengan metode pencucian Dry-Wash sistem
menghasilkan biodiesel yang sesuai
SNI (Darmawan dan Wayan, 2013). Sedangkan
penelitian Khairi (2007), menghasilkan biodiesel dari minyak sawit dengan
katalis abu tandan kosong dengan konversi biodiesel 84,12%. Penelitian tentang
bioetanol juga dapat dihasilkan dari ubi kayu (Arnata dkk., 2013). Dari hal di atas
biodiesel dan bioetanol bisa digunakan sebagai bahan bakar namun memiliki
beberapa kelemahan dalam proses pembuatannya yang cukup mahal dan bahan baku
yang bersinggungan dengan bahan pangan di Indonesia.
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian
Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan Yang Diajukan
Saat
ini bahan baku yang digunakan sebagai energi terbarukan pada umumnya berbahan
dasar seperti minyak kelapa sawit (Yoeswono, 2008), minyak goreng (Utomo,
2011), dan kacang tanah (Purwati dan Hartiwi, 2007). Bahan yang digunakan
mempunyai daya saing dan pemanfaatannya sebagai bahan pangan misalnya minyak
kelapa sawit sebagai minyak goreng, kacang tanah sebagai bahan makanan
sehari-hari, bahan jagung sebagai bahan makanan. Minyak biji ketapang dipilih sebagai
sumber energi terbarukan karena tumbuhan ketapang banyak terdapat di seluruh
Indonesia, tidak bersaing dengan bahan pangan, tidak bersaing dengan lahan
pertanian untuk budidaya.
Pihak-pihak
Terkait yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan dan
Uraian Kontribusi Masing–masingnya
1. Ahli Kimia dan Teknik Mesin
Ahli
kimia dan Teknik mesin memiliki peranan yang sangat penting dalam
merealisasikan desain reaktor minyak biji ketapang untuk menghasilkan biodiesel
dan bioetanol. Peranannya adalah memilih sumber material dan peralatan yang
tepat dan sumber energi listrik proses pembuatan bioenergi dengan biaya
produksi yang terjangkau dan ramah lingkungan. Ahli kimia mampu memilih metode,
katalis dan bakteri yang tepat dalam pembuatan biodiesel dan bioetanol.
2. Kementrian Riset dan Teknologi
Realisasi
pembuatan reaktor minyak biji ketapang membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, terutama pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
mempromosikan dan membuat Desain Reaktor Myke (Minyak Ketapang) Sebagai
Penghasil Energi Terbarukan kepada masyarakat sebagai hasil perkembangan IPTEK,
pematenan produk dan legalitas kegiatan.
3. Industri Bioenergi
Aplikasi
pembuatan desain Desain Reaktor Myke (Minyak Ketapang) akan membuka peluang
kerjasama dengan pihak industri dalam
memproduksi energi terbarukan yang berkualitas dan ekonomis sehingga akan
mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan mengurangi polusi.
4. Masyarakat
Masyarakat
berperan aktif dalam penanaman dan pemanenan biji ketapang serta pengiriman
biji ketapang ke pihak industri. Masyarakat juga dapat memanfaatkan hasil panen
untuk mendapatkan penghasilan yang berkesinambungan.
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan Untuk
Mengimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang Diharapkan
Dapat Tercapai
1. Alur Strategis
Reaktor Berbasis Myke
Gambar 2. Reaktor
Pembuatan Biodiesel
Keterangan : A. Pemanas; B. Pompa masuk; C. Pompa
keluar; D. Pengaduk.
Gambar
3.
Reaktor Pembuatan Bioetanol
Keterangan
: A. Pompa masuk; B. Zeolit; C. Pemanas.
3. Metode Pembuatan
Biodiesel
Biji ketapang di ambil minyaknya menggunakan alat
pengepres. Ekstraksi dengan alat merupakan metode yang singkat dan tidak
membutuhkan pelarut sehingga lebih efektif untuk digunakan dalam skala besar.
Minyak yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembuatan biodiesel dengan metode
transesterifikasi. Menurut penelitian Kartika dan Senny (2012) bahwa metode ini
bisa mengkonversi miyak menjadi biodiesel sampai 100%. Transesterifikasi
dilakukan dengan katalis basa KOH dengan rasio molar minyak-metanol 1:6. Minyak
dimasukkan dalam reaktor, kemudian metanol dan 1% (b/b) KOH yang telah
dihomogenkan dituang ke dalam reaktor tersebut, dan pengaduk dihidupkan. Suhu
minyak maupun campuran metanol KOH disamakan pada 60-63oC sebelum
pencampuran. Waktu reaksi dicatat sejak pengaduk magnet dihidupkan. Setelah
reaksi berjalan 60 menit, pengadukan dihentikan, campuran dituang dalam corong
pemisah, dibiarkan terjadi pemisahan selama 2 jam pada suhu kamar. Lapisan
metil ester dipisahkan dari lapisan gliserol.
4. Metode Pembuatan
Bioetanol
Gliserol yang diperoleh dicampurkan
dengan ragi (yeast) dalam tangki fermentasi pada kisaran suhu 27-32oC
selama 5-7 hari dalam kondisi anaerob. Hasil fermentasi mengandung cairan
etanol berkadar rendah antara 7-10%. Kemudian etanol didestilasi pada suhu 78oC
sehingga etanol akan menguap dan terpisah dengan air. Uap etanol dialirkan
dalam kondensor sehingga dihasilkan etanol cair dengan kadar etanol 95%. Etanol
kemudian didehidrasi dengan zeolit supaya air yang masih terkandung dapat
terpisah yang selanjutnya didestilasi kembali sehingga didapatkan bioetanol
dengan kadar 99%. (www.indob- ioetanol.com, diakses tanggal 8 Maret 2015).
KESIMPULAN
Gagasan
yang diajukan
Cadangan minyak bumi dari tahun ke tahun
mengalami penipisan sehingga diperlukan alternatif baru yang dapat menggantikan
bahan bakar minyak bumi. Salah satu solusi yang dapat di terapkan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah
menggantikan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi menjadi bahan bakar
nabati. Ketapang merupakan tumbuhan non pangan yang tersebar luas di Negara
Indonesia. Biji ketapang mengandung sekitar 40% minyak nabati sehingga dapat
dijadikan sebagai sumber bahan bakar nabati. Agar perolehan bahan bakar nabati
lebih mudah maka dilakukan perancangan reaktor bioenergi. Gagasan desain
reaktor minyak biji ketapang untuk menghasilkan energi terbarukan diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi produksi energi yang berasal dari minyak biji
ketapang sehingga dapat dicapai kelayakan ekonomis pada produksi baik skala
kecil maupun skala besar.
Teknik
implementasi yang akan dilakukan
Tahap-tahap pengimplementasian gagasan
ini adalah sebagai berikut : (1) adanya kerjasama yang dibangun oleh
Pemerintah, Kementrian Riset dan Teknologi, Industri bioenergi dan masyarakat;
(2) pembuatan reaktor berbasis myke; (3) pengujian dan pengawasan reaktor
berbasis Myke; (4) penerapan reaktor berbasis myke dan pemasaran bahan bakar nabati
sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi yang efisien dan ramah lingkungan.
Prediksi
Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Desain
reaktor minyak biji ketapang yang difokuskan pada proses ekstraksi, proses
transesterifikasi dan fermentasi. Minyak biji ketapang diprediksikan akan
diproduksi dalam jumlah yang besar. Sehingga bahan bakar biodiesel dan
bioetanol akan dihasilkan dalam jumlah yang besar pula dan waktu yang singkat.
Bahan bakar yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi pengganti bahan bakar
minyak bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Arnata,I., W. dan Dewi, A., 2013, Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari
Ubi Kayu Dengan Teknik Ko-Kultur Ragi Tape dan Saccharomyces cerevislae, Agrotek, Vol 7 (1) : 21-28.
Awaluddin, A., Saryono, Sri, N. dan Wahyuni, 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Biodiesel dari Minyak Sawit Mentah Menggunakan Katalis Padat Kalsium Karbonat
Yang Dipijarkan, Jurnal
Natur Indonesia, Vol 11(2) : 129-134.
Bajammal F.,
Eduardus I. S. dan Tjandra, S., 2006, Kajian
Awal Produksi Etanol Dari Gliserol Sebagai Hasil Samping Industri Biodiesel,
Teknik Kimia Fakurtas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Damayanti,A.,
2011, Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Biji Ketapang, Jurnal Kompetensi Teknik, Vol 3 (4) :
41-46.
Darmawan,
I. D. dan Wayan, S. I., 2013, Proses Produksi Biodiesel dari Minyak Jelantah
dengan Metode Pencucian Dry-Wash
Sistem, JTM, Vol 2(1): 80-87.
Firdaus, L.H.,
Adit, R.W. dan Widayat, 2013, Pembuatan Katalis H-Zeolit dengan Impregnasi
KI/KIO3 dan Uji Kinerja Katalis Untuk Produksi Biodiesel, Jurnal Teknologi Kimia Industri, Vol 2(2) : 148-154.
Gani, I. Y., 2000, Metil Ester Minyak Biji Ketapang Sebagai Alternatif Bahan bakar Disel,
Skripsi, Jurusan Kimia
FMIPA UI, Jakarta.
Hambali, E.,
Siti, M., Armansyah, H. T., Abdul, W. P. dan Roy. H., 2007, Teknologi Bioenergi, PT Agro Media
Pustaka, Jakarta
Handayani,
M. P. dan Wahyuono, S., 2008, Analisis Biji Ketapang (Terminalia catappa L.)
Sebagai Suatu Alternatif Sumber Minyak Nabati, Majalah Obat Tradisional : 101-107.
Kartika, D., Eva, V. Y. D.,
Senny, W., Mochammad, C., 2010, Kecepatan Aduk dan Waktu Kontak Optimum
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah,
Molekul, Vol 5(1): 33-40.
Khairi,S. dan Hanggara, S.,
2007, Pemanfaatan Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Katalis Basa Pada
Reaksi Transesterifikasi dalam Pembuatan Biodiesel, Jurusan Kimia UGM,
Yogyakarta.
Masjuki, H.,
Zaki, A. M., 1995, Dynamometer
Evaluationand Engine Wear Characteristic of Palm Oil Diesel Emulsion, J.A.O.C.S., Vol 72(8) : 905-909.
Nugroho, A.,
2006, Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah
Lingkungan,
PT
Agro Media, Tangerang.
Prihandana,
R., Erliza, H., Siti, M. dan Roy, H., 2007, Meraup
Untung dari Jarak Pagar, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Purwati dan
Hartiwi, D., 2007, Reaksi Transesterifikasi Minyak Kacang Tanah (Arahis hypogea. L) Dan Metanol Dengan
Katalis KOH, Molekul, Vol 2(1) :
30-34.
Riyanti, F.,
Poedji, L. H. dan Catur D. L., 2012, Pengaruh Variasi Konsentrasi Katalis KOH
Pada Pembuatan Metil Ester Dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia Catappa Linn),
Jurnal Penelitian Sains, Vo 15(2) :
74-78.
Suwarso, W. P., Iza, Y. G. dan Kusyanto, 2003, Sintesis Biodiesel dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia Catappa L.)
yang Berasal dari Tumbuhan di Kampus UI Depok, FMIPA Universitas
Indonesia, Depok.
Widyastuti, L.,
2007, Reaksi Metanolisis Minyak Biji Jarak Pagar Menjadi Metil Ester Sebagai
Bahan Bakar Pengganti Minyak Diesel Dengan Menggunakan Katalis KOH, Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Yudhistria, A. D.
dan Istadi, I., 2013, Unjuk Kerja Reaktor Plasma Dielectric Barrierdischarge
Untuk Produksi Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit, TEKNIK, Vol. 34(2): 116-122.
Yoeswono,
Triyono, and dan Tahir, I., 2007,
The Use of Ash of Palm Empty Fruit Bunches as A Source of Base Catalyst for
Synthesis of Biodiesel from Palm Kernel Oil, Proceeding of International
Conferences on Chemical Sciences (ICCS-2007), Yogyakarta-Indonesia.
Yazdani,
S. S., dan Gonzalez, R., 2007, Anaerobic fermentation of glycerol: a path to
economic viability for the biofuels industry. Curr. Opin. Biotechnol, Vol 18 : 213-219.
Posting Komentar