''PKM GT Biji Ketapang''


Jangan lupa SUBSCRIBE Youtube kamu ya Ka






 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG (Terminalia cattapa L.) DI DAERAH CILACAP SEBAGAI MINYAK GORENG SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH CILACAP

BIDANG KEGIATAN:
PKMGAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Irfan Maulana                          (H1A014053)              Angkatan 2014
Tri Fitriany                              (H1A011011)              Angkatan 2011
Irvan Maulana Firdaus              (H1A011024)              Angkatan 2011

           Agus Soleh                              (H1A012028)              Angkatan 2012




UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2015




RINGKASAN
Kabupaten Cilacap tercatat sebagai wilayah termiskin ke tiga di Jawa Tengah padahal Kabupaten Cilacap kaya akan sumber daya alam khusunya tanaman ketapang. Tanaman ketapang adalah tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan tanaman umum di seluruh daerah Indonesia. Pemanfaatan tanaman ketapang di Kabupaten Cilacap hanya sebatas bahan bangunan dan pemanfaatan biji ketapang belum diterapkan di masyarakat, sehingga manfaat biji ketapang belum bisa dimaksimalkan. Biji ketapang memiliki prospek untuk dijadikan suatu pilihan baru dalam industri minyak nabati karena biji ketapang mengandung minyak sebesar 40,15%. Sehingga biji ketapang dapat dijadikan sebagai minyak nabati yang akan menambah penghasilan masyarakat Kabupaten Cilapacap.
Karya tulis ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Kabupaten Cilacap akan sumber kekayaan alam yang ada di sekitar dan membentuk lingkungan yang produktif dengan mengolah biji ketapang menjadi minyak goreng sehingga dapat menambah penghasilan Kabupaten Cilacap. Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan karya tulis ini adalah dengan pengumpulan dasar-dasar teori dan hasil penelitian, seleksi data yang tepat dan akurat, pengolahan dan penyusunan data secara sistematis serta penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk merealisasikan gagasan yang di usulkan yaitu : Pertama, Sosialisasi kepada masyarakat Cilacap; Kedua, Pendidikan dan Pembinaan; Ketiga, Dilakukannya proses produksi baik dari segi kecil-menengah bagi masyarakat kekuatan potensial kecil atau bahkan menengah ke atas bagi masyarakat yang mampu secara mandiri dan potensi yang dimiliki; Keempat, Proses pendampingan yang di dalamnya mencakup pengawasan dan media konsultasi. Produk yang dihasilkan bisa menjadi sumber alternatif penggunaan minyak goreng dari biji ketapang serta bisa menjadi sarana perkembangan industri yang mampu membuka lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian Kabupaten Cilacap.


PENDAHULUAN
Latar belakang
Kabupaten Cilacap memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi yakni mencapai 17% lebih dari jumlah total penduduk Kabupaten Cilacap yang tercatat diatas 2 juta jiwa. Angka kemiskinan Kabupaten Cilacap termasuk lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 16%  dan tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 12%. Dilihat dari jumlah penduduk miskin Kabupaten Cilacap menempati peringkat ke 3 tertinggi di Jawa Tengah (www.yesfmcilacap.com, diakses tanggal 11 Maret 2015). Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan warga Kabupaten Cilacap adalah memanfaatkan biji ketapang sebagai bahan baku penghasil minyak nabati. Melalui pemasaran dan pemberdayaan masyarakat  minyak nabati bisa menjadi pendapatan warga Kabupaten Cilacap.
Minyak yang dihasilkan dari biji ketapang bisa menjadi sumber alternatif minyak goreng yang ada di Indoensia. Berdasarkan penelitian, bobot jenis (25°C) minyak biji ketapang 0,898 gram/mL, mirip dengan minyak kelapa sawit, sedangkan indeks biasnya (20°C) mirip dengan minyak wijen yaitu sebesar 1,4648. Bilangan asamnya (4,7 mg KOH/gram) lebih rendah dibandingkan minyak zaitun (6,6 mg KOH/gram), sehingga kualitasnya lebih baik daripada minyak zaitun. Bilangan penyabunan (68,83 mg KOH/gram) lebih rendah daripada minyak lainnya, yang berarti kandungan asam lemak totalnya rendah. Bilangan iodium sebesar 75,21, sesuai dengan bilangan iodium minyak zaitun (75-94) (Handayani dan Subagus, 2008). Menurut Balogun dan Fetuga (1985) menyebutkan bahwa biji ketapang mengandung minyak sebesar 40,15%. Oleh karena itu, minyak biji ketapang memiliki prospek untuk dijadikan suatu pilihan baru dalam industri minyak nabati, minyak pangan, dan bahan baku industri sabun, lilin serta minyak pelumas (Agatemor dan Ukhun, 2006).
Tumbuhan ketapang (Terminalia catappa L.) adalah tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan umum di seluruh daerah (Wardiyono, 2009). Tumbuhan ketapang (Terminalia cattapa L.) merupakan tanaman yang difungsikan sebagai tanaman peneduh seperti di jalan atau di area pekarangan rumah. Daerah Kabupaten Cilacap merupakan salah satu yang banyak ditumbuhi tanaman ketapang. Pohon ketapang yang terdapat di daerah Kabupaten Cilacap belum difungsikan secara maksimal. Menurut observasi yang dilakukan oleh Setyowati (2005), tanaman ketapang yang berada di Kabupaten Cilacap hanya dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan. Namun, biji yang sudah tua dibiarkan jatuh begitu saja sehingga tidak berdaya guna lebih. Padahal menurut penelitian Handayani dan Subagus (2008) minyak biji ketapang merupakan alternatif sumber minyak nabati yang berpeluang menggantikan minyak kelapa sawit dan minyak zaitun.  Oleh karena itu, dengan pembuatan minyak ketapang dari biji ketapang bisa menjadi solusi nyata untuk pengolahan sumber daya alam yang belum termaksimalkan di daerah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengusung judul Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia cattapa L.) di Daerah Cilacap sebagai Minyak Goreng Solusi untuk Meningkatkan Pendapatan Daerah Cilacap.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah :
1.    Menyadarkan masyarakat akan kebermanfaatan tanaman ketapang sebagai bahan alternatif minyak goreng.
2.    Menerapkan pembuatan minyak goreng dari biji ketapang sebagai solusi untuk menambah penghasilan masyarakat Kabupaten Cilacap .
Manfaat program ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai berikut :
1.    Menyadarkan masyarakat Kabupaten Cilacap akan sumber kekayaan alam yang ada di sekitarnya  yang bisa dimanfaatkan.
2.    Membentuk lingkungan yang produktif dengan mengolah biji ketapang menjadi minyak goreng sehingga dapat menambah penghasilan Kabupaten Cilacap
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Kabupaten Cilacap tercatat sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam khusunya tanaman ketapang. Akan tetapi masih banyak masyarakat di Kabupaten Cilacap yang termasuk kedalam warga miskin. Persentase peningkatan kemiskinan warga Kabupaten Cilacap bisa dilhat pada Tabel 1 berikut :
Tahun
Jumlah Penduduk         ( orang )
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Keluarga Miskin (KK)
% KK Miskin
2002
1,696,765
412,274
133,480
32.37
2003
1,704,596
413,064
137,825
33.36
2004
1,709,908
413,851
133,727
32.31
2005
1,716,232
423,250
170,432
40.26
2006
1,722,607
423,250
163,791
38.69
Tabel 1. Peningkatan angka kemiskinan Kabupaten Cilacap tahun 2002-2006
Sumber : BPS Kab. Cilacap (2006) dalam Arianto (2011).
Data terbaru dicatat Suara Merdeka bahwa jumlah warga miskin di Kabupaten Cilacap sampai tahun 2012 masih tinggi yaitu 17,11%, dimana pada tahun 2011 sebanyak 18 % dari jumlah penduduk sebanyak 1.755.268 jiwa (Immawati, 2013). Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakannya usaha diantaranya pembuatan minyak ketapang sebagai pemasok keuangan masyarakat Kabupaten Cilacap. Berdasarkan observasi yang dilakukan di daerah Cilacap tanaman ketapang banyak tumbuh di pinggir jalan sebagai tanaman peneduh, halaman rumah, dan perkarangan. Tanaman ini belum banyak dimanfaatkan potensinya secara luas oleh masyarakat contohnya biji ketapang yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat dan batangnya sebagai bahan bangunan. Padahal biji ketapang selain enak dimakan juga mengandung minyak yang tidak berbau seperti minyak almond (Wardiyono, 2009). Pemanfaatan biji ketapang menjadi minyak saat ini belum diterapkan di masyarakat Cilacap sehingga biji yang jatuh hanya terbuang percuma. Minyak biji ketapang memiliki rendemen yang menyerupai  minyak kelapa sawit dan minyak zaitun. Analisis kandungan kimia secara kulitatif dengan KLT menunjukan adanya senyawa lipid pada Rf  0,675. Bercak tersebut meredam pada UV 266 dan akan berwarna coklat setelah disemprot dengan serium sulfat (Gambar 1).


Gambar 1. Hasil KLT dengan fase diam silika gel GF 254 di bawah sinar UV 254, UV 366, dan dengan pereaksi semprot serium sulfat. Z = minyak zaitun, K = minyak ketapang, dan W = minyak wijen (Handayani dan Subagus, 2008).
Hasil analisis KG-SM pada minyak biji ketapang menunjukkan adanya 4 puncak terbesar (Gambar 2), yaitu metil palmitat (35,63%), metil linoleat (24,49%), metil (33,49%) dan metil stearat (4,66%). Asam palmitat dalam minyak kelapa sawit merupakan kandungan asam lemak terbesar, demikian halnya dengan minyak biji ketapang (Tabel 2). Oleh karena itu, minyak biji ketapang memiliki peluang untuk dijadikan bahan alternatif pengganti minyak kelapa sawit (Handayani dan Subagus, 2008).


Gambar 2. Kromatografi hasil pemisahan metil ester pada minyak biji ketapang dengan KG (Handayani dan Subagus, 2008).

Jika dibandingkan untuk pengalokasian biji yang terbuang percuma menjadi bahan minyak goreng akan sangat bermanfaat baik bagi masyarakat sekitar Cilacap.
Puncak
No.
Waktu Retensi (menit)
Luas Area Relatif (%)
Senyawa
M(m/z)
2
16,506
35,63
Metil pamitat
270
4
19,972
24,49
Metil linoleat
294
5
20,073
33,49
Metil oleat
296
7
20,543
4,66
Metil stearat
298
Tabel 2. Empat senyawa metil ester terbesar pada minyak ketapang berdasarkan analisis KGSM (Handayani dan Subagus, 2008).
Solusi yang Ditawarkan atau Diterapkan untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan
Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi kemiskinan Kabupaten Cilacap adalah Pemerintah Kabupaten Cilacap mengadakan Rapat Koordinasi penanggulangan kemiskinan yang dimaksudkan untuk memberikan sumbang pikir dalam upaya mewujudkan persamaan perencanaan program penanggulangan kemiskinan yang selaras dengan RPJMD Kabupaten Cilacap tahun 2012–2017. Sekaligus menguatkan komitmen bagi seluruh stake holder dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Cilacap (www.humascilacap.in-
fo, diakses tanggal 11 Maret 2015). Solusi yang penulis gagas untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Cilacap adalah pemanfaatan biji ketapang. Pemanfaatan tanaman ketapang di daerah Cilacap hanya sebatas pemanfaatan pada batang pohon ketapang. Sedangkan pemanfaatan biji ketapang belum terealisasikan di tengah masyarakat Cilacap, sehingga diperlukan gagasan yang mampu memecahkan masalah pemanfaatan biji ketapang menjadi produk minyak goreng yang bernilai ekonomis serta membantu masyarakat akan kebutuhan sehari-hari.  Untuk memperoleh minyak dari biji ketapang dilakukan dengan metode ekstraksi yaitu dengan mengeluarkan biji dari kulit bijinya kemudian dikeringkan dengan panas matahari sampai kering (dalam waktu 5 hari). Biji ketapang yang sudah ditumbuk kasar ditimbang dan dipress menggunakan alat pengepres (tekanan 10 ton) sehingga keluar minyaknya. Pekerjaaan diulangi sampai diperoleh minyak dalam jumlah yang cukup kemudian dihitung persentase minyak yang diperoleh (Mahandari dkk, 2011). Setelah minyak ketapang dihasilkan, kemudian dimurnikan menggunakan  adsorben serabut kelapa untuk menghilangkan kadar FFA dan zat warna dalam minyak ketapang. Metode yang dilakukan yaitu dengan mengeringkan serabut kelapa dibawah sinar matahari dan dilanjutkan menggunakan tray dryer. Absorben dihaluskan sampai ukuran 100 mesh kemudian minyak yang telah disaring bersama absorben dimasukan kedalam reaktor pemanas. Pemanasan dilakukan dengan suhu 80-90oC dan tekanan 1 atm menggunakan pompa vakum. Pemanasan dilakukan selama 1½ jam dan kemudian minyak ketapang didinginkan sampai suhu ruangan. Setelah proses selesai minyak ketapang disaring untuk memisahkan minyak ketapang dengan absorben (Pakpahan dkk, 2013).      
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan Yang Diajukan
Menurut Balogun dan Fetuga (1985), kandungan minyak biji ketapang hampir 40,15%, kadar minyak tersebut menjadi salah satu pilihan yang tepat guna sebagai bahan alternatif dalam menangani masalah pengelolaan biji ketapang yang belum optimum dan mengatasi kemiskinan Kabupaten Cilacap. Selain itu, pemanfaatan yang baik dan didorong oleh segenap masyarakat Kabupaten Cilacap mampu membuat wilayah yang mandiri dalam pengadaan bahan kebutuhan pokok sehari-hari seperti minyak goreng dari minyak biji ketapang.
Pihak-Pihak Terkait yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Kontribusi Masing-Masingnya
Program ini akan berjalan dengan baik apabila dilaksanakan dengan masyarakat yang berkompeten, penempatan kerja pelaksana yang tepat, dan motivasi yang kuat untuk melaksanakannya. Untuk mewujudkan Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia Cattapa L) di Daerah Cilacap Sebagai Minyak Goreng Solusi Untuk Meningkatkan Pendapatan Daerah Cilacap, ada beberapa pihak yang dapat membantu mengimplementasikan program ini yaitu: (1) Gabungan masyarakat dari Kabupaten Cilacap yang berkoordinasi dengan semua pihak terkait dalam pelaksanaan pembuatan minyak dan memberikan informasi yang seluas-luasnya mengenai penerapan gagasan ini; (2) Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap memiliki peran yang vital dalam mengembangkan serta mensosialisasikan jenis tanaman ketapang serta nilai lebih dari tanaman ini sehingga menjadi tanaman yang bisa dibudidayakan sebagai alternatif pengganti minyak goreng saat ini. Pengembangan yang baik dan terencana mampu menjadikan solusi yang tepat guna dalam pengelolaan biji ketapang yang kurang termanfaatkan.; (3) Dinas Perekonomian Kabupaten Cilacap memiliki peranan mengembangkan usaha minyak biji ketapang untuk masyarakat Cilacap sehingga dapat mendirikan industri penghasil minyak biji ketapang; (4) Karang taruna Kabupaten Cilacap  sebagai media perkumpulan masyarakat baik bidang pendidikan, sosial serta kemandirian menjadikan contoh di dalam masyarakat; (5) Lembaga, instansi dan LSM yang memberikan bantuan dalam hal finansial atau sponsor dalam penerapan produksi minyak dari biji ketapang.
Langkah-langkah Strategi yang Harus Dilakukan Untuk Mengimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Gagasan Dapat Tercapai
Berikut adalah langkah-langakah strategis dari mulai awal pelaksanaan hingga hasil akhir yakni tercapainya gagasan yang ditanamkan di masyarakat Cilacap secara komprehensif.

1.    Sosialisasi kepada masyarakat Cilacap
Sosialisasi ini bertujuan supaya masyarakat Cilacap lebih memahami tentang manfaat dan kegunaan lainnya yang terkandung dalam biji ketapang, sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif. Penyampaian melalui sosialisasi yang menarik dapat menarik minat warga daerah Cilacap yakni pengadaan bazar sembako dan berbagai kegaiatan yang menunjang. Pemilihan titik-titik lokasi yang akurat diharapkan mampu menjadi sebuah awal percontohan untuk bisa diterapkan di berbagai sisi lokasi daerah Cilacap sehingga penanaman gagasan ini mampu mencakup wilayah Cilacap seutuhnya. Sosialisasi dilakukan selama 1 bulan di titik-titik yang strategis dimana mampu mengembangkan gagasan ini.
2.    Pendidikan dan Pembinaan
Pendidikan dan pembinaan ini dilakukan secara bertahap suapaya penjelasan mudah dipahami serta diaplikasikan oleh masyarakat. Hal ini bertujuan Supaya masyarakat lebih mengetahui kebermanfaatan dari biji ketapang sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan perekonomian melalui biji ketapang. Setelah dilakukan pendidikan dan pembinaan, pada tahap ke tiga adalah dilakukannya proses produksi baik dari skala kecil sampai menengah. Hal ini bertujuan supaya masyarakat dapat merasakan langsung kegunaan dan manfaat biji ketapang sebagai bahan alternatif pengganti minyak kelapa sawit sehingga dapat mewujudkan sikap kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari baik sebagai konsumen atau sebagai produsen.
3.    Tahap pendampingan
Pendampingan bertujuan untuk mengawasi kinerja dan konsultan bagi masyarakat mengenai permaslahan yang terjadi di Kabupaten Cilacap. Tahap ini dilakukan supaya dalam proses produksi dapat berjalan secara maksimal sehingga meningkatkan mutu dan kualitas dari minyak ketapang yang dihasilkan.
4. Skema alur strategis

 



KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten termiskin ke 3 se Jawa Tengah. Upaya penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah memproduksi minyak ketapang untuk pemasaran ke luar daerah Cilacap. Di dalam biji ketapang mengandung kadar minyak yang cukup banyak. Minyak tersebut dapat dikonversikan menjadi minyak goreng. Minyak goreng yang dihasilkan telah diteliti dengan kadar kandungan yang  tidak jauh berbeda dengan minyak goreng pada umumnya. Jika dibandingkan dengan minyak goreng yang ada di pasaran, dengan sumber daya biji ketapang yang mudah ditemui dan melimpah akan memilki daya keunggulan tersendiri yakni menjadi sumber minyak nabati. Selanjutnya produk yang dihasilkan bisa menjadi sarana perkembangan industria di kawasan tersebut yang mampu membuka lapangan pekerjaan baru sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah di Kabupaten Cilacap.
Teknik implementasi yang akan dilakukan
Tahap-tahap pengimplementasian gagasan ini adalah sebagai berikut: (1) Sosialisasi kepada masyarakat Cilacap; (2) Pendidikan dan Pembinaan; (3)  Tahap Pendampingan.
Prediksi hasil yang akan diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Produksi minyak biji ketapang yang difokuskan pada proses ekstraksi dan pemasaran ke luar daerah Cilacap. Minyak biji ketapang diprediksikan akan diproduksi dalam jumlah yang besar. Sehingga minyak nabati akan dihasilkan dalam jumlah yang besar pula dan waktu yang singkat. Minyak nabati yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi pemasukan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Cilacap.

DAFTAR PUSTAKA
Agatemor, C. dan Ukhun, M. E., 2006, Nutritional Potential of the Nut of Tropical Almond (Terminalia catappa L.), Pakistan Journal of Nutrition, Vol 5(4) : 334 – 336.
Arianto, 2011, Kemiskinan di Cilacap, [inline], http://telukpenyu.blogspot.com /2011/02/kemiskinan-di-cilacap.html, [diakses pada 08 Februari 2015].
Balogun, A. M. dan Fetuga, B. L., 1985, Fatty Acid Composition of Seed Oils of Some Membes of the Meliaceae and Combretaceae Families. J.A.O.C.S., Vol 62(3) :  539 – 531.
Handayani, M. P. dan Subagus, W., 2008, The Analysis of Catappa (Terminalia catappa L.) Seed as an Alternative Source of Vegetable Oil, Majalah Obat Tradisional, Vol 13(45) : 101-107.
Immawati, 2013, Meneropong Kabupaten Cilacap-Jawa Tengah, [online], https://endahcahya.wordpress.com/2013/08/14/meneropong-kabupaten-ci- lacap-jawa-te-ngah-menagih-janji-kemerdekaan/, [diakses pada 08 Feb- ruari 2015].
Mahandari, C. P., Wiwik, dan Fatoni, A., 2011, Perbandingan Minyak Nabati Kasar Hasil Ekstraksi Buah Kepayang Segar dengan Kluwek, Prosiding Seminar Nasional AvoER ke-3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Palembang.
Pakpahan, J. F., Tomas, T., Agnes, H. dan Mohammad, Y. R., 2013, Pengurangan FFA dan Warna dari Minyak Jelantah dengan Absorben Serabut Kelapa Sawit dan Jerami, Jurnal Teknik Kimia, Vol 2(1) : 31-36.
Setyowati, F. M., Rahayu, M., 2005, Keanekaragaman dan Pemanfaatan tum- buhan di Pulau Nusakambangan – Cilacap Jawa Tengah, Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 6(1): 291-302.
Wardiyono, 2009, Terminalia Cattapa Linn, [online], http//www.Kehati.or.id/Flor akita, [diakses pada 8 Februari 2015].
Winarno, F. G., Srikandi. F. dan Desi, F., 2002, Pengantar Teknologi Pangan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.















Artikel yang Sama:

Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar

Artikel Yang Banyang Dicari

 
Support : Maju Terus Pantang Menyerah | Universitas Jenderal Soedirman | Purwokerto
Angkatan © 2011. Ilmu Kimia - Kimia Fakultas MIPA
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger