''HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIFITAS ''





ACARA 4
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIFITAS

1.    Tujuan

·     Melakukan pemodelan molekul dalam penentuan hubungan kuantitatif struktur-aktifitas suatu senyawa obat
2.    Dasar teori

HyperChem ialah suatu program simulasi dan pemodelan molekular yang memungkinkan perhitungan kimiawi yang kompleks. Software ini dapat digunakan untuk menggambar struktur kimia, optimasi geometri dengan berbagai macam model, study molecular dinamik dasar, study QSAR, dan lain-lain. HyperChem mengkombinasikan kemampuan optimasi untuk teknik mekanika kuantum dan mekanika molekuler dengan fasilitas manipulasi dan visualisasi struktur. simulasi dinamika molekul dan pengaturan yang sesuai kehendak pengguna, dengan program HyperChem, kita dapat menentukan struktur stabil dengan cara yang mudah. Penentuan struktur yang stabil dari molekul merupakan langkah perhitungan yang paling umum terjadi pada pemodelan molekul. Energi relatif dari struktur teroptimasi yang berbeda akan menentukan kestabilan konformasi, keseimbangan isomerisasi, panas reaksi, produk reaksi, dan banyak aspek lain dari kimia (Shabrina, 2011).
Quantitative Structure-Activity Relationships/Quantitative Structure Property Relationships (QSAR/QSPR) (Kubinyi, 1993) merupakan analisis yang didasarkan pada hubungan matematika antara aktivitas atau sifat dengan satu atau lebih parameter deskriptif (deskriptor) yang mempresentasikan struktur molekul tersebut. Dengan deskriptor-deskriptor yang didapatkan dari sifat eksperimental senyawa, maka akan dapat diperoleh persamaan QSAR/QSPR yang diturunkan untuk memprediksi aktivitas atau sifat dari senyawa yang tersedia. Apabila sebuah model dapat diajukan, maka model tersebut dapat dipakai sebagai pedoman sintesis kimia dalam pilihan alternatif struktur hipotesis.
Secara umum analisis QSAR/QSPR dapat menjelaskan sifat yang dihubungkan dengan struktur molekul (Katrizky dan Lobanov, 1995). Estimasi sifat fisik senyawa seperti titik didih titik leleh, sifat lipofilitas, indeks bias, kelarutan dan kerapatan telah banyak dilaporkan berupa analisis dengan menggunakan deskriptor geometri, parameter sterik atau struktur elektronik darimolekul. Salah satu deskriptor yang mudah dijabarkan dari struktur molekul adalah deskriptor struktural berupa deskriptor atomik dan fragmental dari senyawa. Deskriptor ini bisa dijabarkan secara uraian analitik biasa yakni dengan melihat jenis dan jumlah atom, jenis dan jumlah ikatan, berat molekul dan lain-lain (Mishra dan Yalkowsky, 1990)
3.    Metodologi penelitian
3.1. Alat
Alat yang digunakan adalah software Hyperchem professional ver. 7.0, SPSS Statistic versi 18, laptop model DELL kapasitas RAM 2 Gb Intel CORE Duo.
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Perhitungan dan Pengumpulan Data Deskriptor
         Software Hyperchem diaktifkan. Struktur senyawa-senyawa sesuai dengan yang tertera dalam lampiran 1. kemudian struktur senyawa dioptimasi dengan metode semiempiris AM1, dengan kondisi sesuai pada tabel di lampiran 2. Deskriptor yang akan digunakan dikumpulkan dan dihitung untuk mencari persamaan QSAR.
  3.2.2. Pemilihan Model QSAR terbaik
            Program SPSS diaktifkan. Kemudian regresi linier berganda dianalisis dengan memasukkan data log (1/Ki) sebagai variabel tak bebas dan ke 9 jenis deskriptor sebagai variabel bebas. Kemudian persamaan QSAR terbaik dipilih.
Tabel 1. Data percobaan: aktivasi inhibisi alkohol dehidrogenase
X
Log 1/Ki
Hexyl
6,9
Pentyl
6,82
Propyl
6,47
O-propyl
5,89
O-methyl
5,17
H
4,88
CN
4,48
NO2
3,92
NHCOCH3
3,37
Tabel 2. Kondisi optimal struktur senyawa pyrazol
Metode
Spin Pairing
State
Algoritma
RMS Gradient
(kkal/Å.mol)
Semiempirik
RHF
Lowest
Polak-Ribiere
0,001
           



Tabel 3. Descriptor – descriptor
No.
Simbol
Deskriptor
Satuan
Cara Perhitungan
1.
qN1
Muatan N no. 1.
Coloumb
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
2.
qN2
Muatan N no. 2.
Coloumb
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
3.
qC3
Muatan C no. 3.
Coloumb
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
4.
qC4
Muatan C no. 4.
Coloumb
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
5.
qC5
Muatan C no. 5.
Coloumb
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
6.
a
Polarisabilitas molekul
Å
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
7.
m
Momen dwi kutub
Debye
Semiempirik AM1, HyperChem, optimasi struktur senyawa
8.
RD
Indeks refraksi
-
QSAR properties, HyperChem, optimasi struktur senyawa
9.
Log P
Koefisien partisi n-oktanal-air
-
QSAR properties, HyperChem, optimasi struktur senyawa
10.
BM
Berat molekul
s.m.a
QSAR properties, HyperChem, optimasi struktur senyawa
11.
Vvdw
Volume van der waals
A3
QSAR properties, HyperChem, optimasi struktur senyawa
12.
Avdw
Luas permukaan van der waals
A3
QSAR properties, HyperChem, optimasi struktur senyawa




4.    Hasil dan pembahasan
4.1.   Hasil Optimasi





4.2. Hasil otimasi struktur dengan metode semiempirik AM1




  
4.3. Hasil SPSS



4.3.1. Metode Backward
Model Summarye
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
dimension0
1
.999a
.998
.986
.1489957
.998
84.015
7
2
.999b
.998
.993
.1092094
.000
.074
1
3
.999c
.997
.992
.1123582
-.001
1.175
1
4
.996d
.993
.985
.1550677
-.004
4.619
1
a. Predictors: (Constant), Luas, qC4, momendipol, qC3, qN1, LogP, indeksrefraksi
b. Predictors: (Constant), Luas, qC4, momendipol, qC3, LogP, indeksrefraksi
c. Predictors: (Constant), Luas, qC4, momendipol, LogP, indeksrefraksi
d. Predictors: (Constant), Luas, qC4, momendipol, indeksrefraksi
e. Dependent Variable: LogIC



Variables Entered/Removedb


Model
Variables Entered
Variables Removed
Method


dimension0
1
Luas, qC4, momendipol, qC3, qN1, LogP, indeksrefraksia
.
Enter


2
.
qN1
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).


3
.
qC3
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).


4
.
LogP
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).


a. Tolerance = .000 limits reached.


b. Dependent Variable: LogIC


Coefficientsa

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
7.264
2.115

3.435
.180
qN1
6.620
24.256
.039
.273
.830
qC3
1.419
2.089
.068
.679
.620
qC4
-.905
1.123
-.057
-.806
.568
momendipol
-1.002
.133
-1.054
-7.558
.084
indeksrefraksi
-.621
.233
-4.330
-2.660
.229
LogP
-.159
.098
-.257
-1.625
.351
Luas
.155
.051
4.831
3.007
.204
2
(Constant)
6.704
.375

17.895
.003
qC3
.951
.877
.046
1.084
.392
qC4
-.984
.795
-.062
-1.237
.341
momendipol
-.991
.093
-1.043
-10.654
.009
indeksrefraksi
-.674
.094
-4.700
-7.147
.019
LogP
-.166
.070
-.268
-2.392
.139
Luas
.166
.021
5.198
8.056
.015
3
(Constant)
6.455
.305

21.192
.000
qC4
-1.535
.630
-.097
-2.436
.093
momendipol
-.959
.091
-1.009
-10.571
.002
indeksrefraksi
-.674
.097
-4.701
-6.949
.006
LogP
-.150
.070
-.242
-2.149
.121
Luas
.166
.021
5.186
7.814
.004
4
(Constant)
6.241
.397

15.706
.000
qC4
-2.338
.700
-.148
-3.340
.029
momendipol
-.780
.050
-.821
-15.698
.000
indeksrefraksi
-.722
.130
-5.031
-5.531
.005
Luas
.174
.029
5.438
6.032
.004
a. Dependent Variable: LogIC
            4.3.2. Metode Enter


Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
dimension0
1
.999a
.998
.986
.1489957
.998
84.015
7
a. Predictors: (Constant), Luas, qC4, momendipol, qC3, qN1, LogP, indeksrefraksi
b. Dependent Variable: LogIC
                                               

Variables Entered/Removedb


Model
Variables Entered
Variables Removed
Method


dimension0
1
Luas, qC4, momendipol, qC3, qN1, LogP, indeksrefraksia
.
Enter


a. Tolerance = .000 limits reached.


b. Dependent Variable: LogIC


Coefficientsa

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
7.264
2.115

3.435
.180
qN1
6.620
24.256
.039
.273
.830
qC3
1.419
2.089
.068
.679
.620
qC4
-.905
1.123
-.057
-.806
.568
momendipol
-1.002
.133
-1.054
-7.558
.084
indeksrefraksi
-.621
.233
-4.330
-2.660
.229
LogP
-.159
.098
-.257
-1.625
.351
Luas
.155
.051
4.831
3.007
.204
a. Dependent Variable: LogIC


4.4. Pehitungan
4.4.1. Menentukan F Hitung
Berdasarkan metode backward yang telah dilakukan maka dapat dibuat persamaannya yakni :
Model 1 Y=7.264 + (6.620*qN1) + (1.419*qC3) + (-905*qC4) + (-1.002*μ) + (-621*Rd) + (-159*logP) + (155*Avdw)
Model 2 Y=6.704 + (0.951*qC3) + (-0.984*qC4) + (-0.991* μ) + (-0.674*Rd) +  (-0.166*logP) + (0.166*Avdw)
Model 3 Y=6.455 + (-1.535*qC4) + (-0.959*μ) + (-0.674*Rd) +  (-0.150*logP) + (0.166*Avdw)
          4.4.2. Perbandingan F Hitung dengan F Teoritis
              
           Tabel 1. Model 1
Senyawa
F Hitung
F Teoritis
F Hitung/F Teoritis
Hexyl
7.05006
6.9
1.021748
Pentyl
6.7562
6.82
0.990646
Propyl
6.52029
6.47
1.007773
o-propyl
5.92843
5.89
1.006525
o-methyl
5.20646
5.17
1.007053
H
4.91423
4.88
1.007015
CN
4.5088
4.48
1.006428
NO2
3.94809
3.92
1.007166
NHCOCH3
3.40663
3.37
1.010868

Tabel 2. Model 2
Senyawa
F Hitung
F Teoritis
F Hitung/F Teoritis
Hexyl
6.89349
6.9
0.999057
Pentyl
6.61847
6.82
0.97045
Propyl
6.44997
6.47
0.996904
o-propyl
5.81103
5.89
0.986593
o-methyl
5.11146
5.17
0.988676
H
4.85439
4.88
0.994751
CN
4.42318
4.48
0.987316
NO2
3.87044
3.92
0.987356
NHCOCH3
3.32017
3.37
0.985214
   
           Tabel 3. Model 3
Senyawa
F Hitung
F Teoritis
F Hitung/F Teoritis
Hexyl
6.952881
6.9
1.007664
Pentyl
6.671585
6.82
0.978238
Propyl
6.490672
6.47
1.003195
o-propyl
5.965909
5.89
1.012888
o-methyl
5.154102
5.17
0.996925
H
4.913267
4.88
1.006817
CN
4.423415
4.48
0.987369
NO2
3.882033
3.92
0.990315
NHCOCH3
3.402913
3.37
1.009766
  
        4.5. Pembahasan

Metode semiempiris Austin Model 1 (AM1) dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini karena cocok untuk sebagian besar senyawa organik, memiliki ketepatan prediksi yang lebih baik, tidak memerlukan memori yang besar dan waktu yang relatif cepat dalam proses perhitungannya (Tahir dan Wijaya, 2004). Metode kemometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik MLR (Multi Linear Regression) karena senyawa yang dikaji relatif banyak.
Pengujian model persamaan HKSA yang didapat pada desain obat perlu dilakukan untuk mengetahui keakuratannya, sehingga dibutuhkan data molekul fitting untuk mendapatkan model persamaan dan data molekul uji untuk pengujian akurasi model tersebut. Menurut Tahir dan Wijaya (2004) deskriptor yang berpengaruh terhadap aktivitas dapat dievaluasi dari model hubungan hasil pemisahan secara acak. Pengelompokan data dilakukan secara acak agar setiap data memiliki kesempatan untuk dipilih menjadi data fitting atau data uji.
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan senyawa turunan pyrazole yang dapat dijadikan sebagai obat. Setelah dibuat 9 senyawa turunan pyrazol dan dilakukan optimasi dengan metode semiempiris AM1,diperoleh data – data untuk deskripsi yang akan nantinya dihitung melalui SPSS untuk menentukan persamaan matematika yang terbaik untuk menentukan senyawa turunan dari pyrazole yang dapat dijadikan sebagai obat. Berikut persamaan matematika yang didapatkan dari hasil perhitungan SPSS :
Model 1 Y=7.264 + (6.620*qN1) + (1.419*qC3) + (-905*qC4) + (-1.002*μ) + (-621*Rd) + (-159*logP) + (155*Avdw)
Model 2 Y=6.704 + (0.951*qC3) + (-0.984*qC4) + (-0.991* μ) + (-0.674*Rd) +  (-0.166*logP) + (0.166*Avdw)
Model 3 Y=6.455 + (-1.535*qC4) + (-0.959*μ) + (-0.674*Rd) +  (-0.150*logP) + (0.166*Avdw)
Setelah didapatkan persamaan matematika, dimasukkan nilai - nilai dari beberapa descriptor dari semua senyawa turunan yang tertera di persamaan matematika. Setelah didapatkan nilai dari Y, dihitung F hasil dengan cara membagi F hasil dengan F teoritis




                                         
                  
Senyawa diatas diprediksikan dapat dijadikan sebagai obat dari turunan pyrazole.

5.      Kesimpulan

Hubungan Kuantitatif Struktur – Aktifitas (HKSA) dapat menentukan atau memprediksi senyawa – senyawa yang dapat dijadikan sebagai obat dari senyawa induknya. Pada percobaan ini ditentukan senyawa prediksi dari pyrazole yang dapat dijadikan obat. Senyawa turunan pertama (Hexyl), tiga (Propyl), empat (o-propyl), lima (o-methyl), keenam (H) dan tujuh (CN) diprediksi dapat dijadikan sebagai obat.

DAFTAR PUSTAKA
Katritzky, A.R., and Lobanov, V.S., 1995, QSPR: The Correlation and Quantitative Prediction of Chemical and Physical Property from Structure, Chem.Soc.Rev.,28, 279 – 287.
Kubinyi, H., 1993,QSAR: Hansch Analysis and Related Approached, VCH, Weinheim.
Mishra, D,S., dan Yalkowsky, S.H., 1990, Estimation of Entropy Vaporization : Effect of ChainLength.,Chemosphere., 21, 111 – 117.
Shabrina, 2011, Optimasi Struktur Molekul [HyperChem], http://shabrina-chemist.blogspot.com/2011/12/optimasi-struktur-molekul.html, (diakses pada tanggal 13 Desember 2014.

Tahir, I., dan K. Wijaya. 2004. “Aplikasi Pemisahan Data Secara Acak pada Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur Elektronik dan Aktivitas Senyawa Indolialkilamina”. Seminar Nasional Hasil Penelitian Farmasi 2004. 190-200.

Artikel yang Sama:

Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar

Artikel Yang Banyang Dicari

 
Support : Maju Terus Pantang Menyerah | Universitas Jenderal Soedirman | Purwokerto
Angkatan © 2011. Ilmu Kimia - Kimia Fakultas MIPA
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger